Translate

MAKALAH [Pengaruh Organ Hati terhadap Farmakokinetika Obat]



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Obat diabsorpsi ke dalam jaringan sekitarnya, tubuh, atau keduanya. Distribusi dan eliminasi obat dalam tubuh berbeda untuk tiap pasien tetapi dapat dikarakterisasi dengan menggunakan model matematika dan statistika. Faramakokinetika adalah ilmu dari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat. Deskripsi distribusi dan eliminasi obat sering disebut sisposisi obat. Karakterisasi disposisi obat merupakan suatu persyaratan penting untuk penentuan atau modifikasi aturan pendosisan untuk individual dan kelompok pasien.
Biotransformasi atau metabolisme obat merupakan proses di mana obat diubah secara kimia dalam tubuh menjadi suatu proses enzimatis. Sedikit obat diubah secara kimia melalui proses nonenzimatis (missal hidrolisis ester). Enzim-enzim yang terlibat dalam biotransformasi obat terutama berada dalam liver (hati). Hati adalah organ terbesar dalam tubuh, berat hati pada orang dewasa normal lebih dari 1 kg. fungsi hati dapat dibagi menjadi dua kategori umum.
Oleh karena itu perlu bagi kita untuk mengetahui pengaruh organ hati terhadap farmakokinetika obat. Pertama, hati terlibat dalam proses zat-zat yang diabsorpsi, baik nutrient maupun toksin. Hati merupakan organ yang paling penting dalam eliminasi obat dari tubuh. Hal ini sangat perfusi (proses buatan untuk mempertahankan sirkulasi oksigen, darah, cairan-cairan dan unsur-unsur lainnya) dan dalam kondisi normal menerima sekitar 75% dari suplai darah dari vena portal dan 25% dari arteri hepatika.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah bagaimana pengaruh organ hati terhadap farmakokinetika obat?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah dapat mengetahui pengaruh organ hati terhadap farmakokinetika obat.
D. Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah mengetahui pengaruh organ hati terhadap farmakokinetika obat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Peran Organ Hati pada Farmakokinetika Obat
Farmakokinetik (PK) adalah studi tentang cara molekul obat berperilaku dalam tubuh setelah pemberian. Empat proses khas namun saling berkaitan yang terjadi antara pemberian dan eliminasi obat dari tubuh: setelah oral, molekul obat diserap ke dalam vena portal melalui enterosit dari lumen gastrointestinal, melewati hati dan paru-paru, mencapai sirkulasi sistemik, dan kemudian lebih lanjut mendistribusikan ke berbagai jaringan dan organ melalui pembuluh darah, beberapa di antaranya mungkin dimetabolisme atau kegiatan ekskretoris untuk eliminasi obat (Kwon, 2002: 19).
Metabolisme obat terutama terjadi di hati, yakni di membran endoplasmic reticulum (mikrosom) dan di cytosol. Tempat metabolism yang lain (ekstrahepatik) adalah: dinding usus, ginjal, paru, darah, otak dan kulit juga di lumen kolon (oleh flora usus). Tujuan metabolisme obat adalah mengubah obat yang nonpolar (larut lemak) menjadi polar (larut air) agar dapat diekskresi melalui ginjal atau empedu. Dengan perubahan ini obat aktif umunya diubah menjadi inaktif, tapi sebagian berubah menjadi lebih aktif (jika asalnya prodrug), kurang aktif, atau menjadi toksik (Syarif, 2013: 8). Hati adalah organ yang paling penting dalam eliminasi obat dari tubuh. Hal ini sangat perfusi (proses buatan untuk mempertahankan sirkulasi oksigen, darah, cairan-cairan dan unsur-unsur lainnya) dan dalam kondisi normal menerima sekitar 75% dari suplai darah dari vena portal dan 25% dari arteri hepatika. Sistem kapiler bercabang dan endotelium fenestrated memungkinkan kontak langsung antara komponen darah dan semua jenis sel dalam organ, termasuk, misalnya, hepatosit, sel Kupfer, dan sel-sel penyimpanan lemak. Hepatosit, jenis sel utama dalam hati, mengandung berbagai enzim metabolisme seperti sitokrom P450 dan Uridin Difosfat Glucuronyl Transferase (UDPGT) dan dilengkapi dengan transporter aktif untuk penyerapan yang efisien obat dan ekskresi ke dalam empedu. Secara umum, klirens hati terhadap obat melalui metabolisme dan ekskresi empedu. Beberapa model farmakokinetik telah dikembangkan untuk memungkinkan perkiraan klirens organ tanpa perlu untuk studi perfusi organ atau pemahaman fisiologis. klirens hati yang paling terkenal termasuk “well-stirred (atau keseimbangan vena),” “parallel-tube (atau sinusoidal perfusi),”dan‘model dispersi’. perbedaan farmakokinetik antara model adalah terutama karena perbedaan asumsi yang dibuat pada struktur anatomi dari hati dan tingkat pencampuran darah dalam hati (Kwon, 2002: 90).
Metabolisme obat dalam liver bergantung aliran dan site. Beberapa enzim hanya dicapai bila aliran darah berjalan dari arah tertentu. Jumlah enzim yang terlibat dalam metabolisme obat tidak merata pada seluruh liver . sebagai akibatnya, perubahan alairan darah dapat sangat mempengaruhi fraksi obat termetabolisme. Secara klinis, penyakit liver, seperti sinosis dapat menyebabkan jaringan fibrosis, nekrosis dan hepatic shunt, mengakibatkan perubahan aliran darah dan mengubah bioavailabilitas obat. Untuk alasan ini dan sebagian karena perbedaan genetic dalam kadar enzim antarsubjek yang berbeda dan factor lingkungan, maka waktu paruh obat yang dieliminasi melalui metabolisme obat pada umunya sangat bervariasi (Shargel, 2012: 318).
Pemahaman yang menyeluruh tentang jalur metabolisme dan profil obat adalah penting dalam meningkatkan profil farmakokinetik dan mengatasi potensi isu yang terkait metabolisme seperti metabolit beracun, interaksi metabolisme, dan metabolisme polimorfik. Secara umum, metabolisme enzimatik mengubah lipofilik obat untuk metabolit yang lebih hidrofilik, yang dapat dengan mudah diekskresikan ke dalam empedu atau urin. Metabolisme obat dalam tubuh dapat dibagi menjadi dua jenis reaksi: fase I dan fase II metabolisme. Tahap I metabolisme umumnya menghasilkan pengenalan kelompok fungsional menjadi molekul atau pemaparan baru kelompok fungsional molekul, sedangkan metabolisme fase II melibatkan konjugasi gugus fungsi molekul dengan substrat endogen hidrofilik (Kwon, 2002: 121). Reaksi fase I yang terpenting adalah oksidasi oleh enzim cytochrome p450 (CYP), yang disebut juga enzim mono-oksigenase atau MFO (mixed-function oxidase), dalam endoplasmic reticulum (mikrosom) hati. Selanjutnya reaksi fase II yang terpenting adalah glukuronidasi melalui enzim UDP-glukuronil-transferase (UGT) yang terutama terjadi dalam mikrosom hati (Syarif, 2013: 8).
Penyakit hati dapat baik menyebabkan akumulasi agen farmakologi aktif untuk tingkat beracun, efek obat berkepanjangan, atau keduanya. konsekuensi bervariasi dari obat untuk obat dan tergantung pada karakteristik farmakokinetik dari obat itu sendiri. Dampaknya pasti besar bagi obat yang harus sebagian besar dimetabolisme sebelum ekskresi. Contoh agen tertentu dalam kategori ini adalah narkotika, morfin dan beta blocker nonspesifik, propanolol. Obat diekskresikan tidak berubah dari yang diberikan dari ditangani biasanya dalam situasi seperti ini. Proses metabolisme juga dapat dipengaruhi secara tidak langsung oleh penyakit lain, bahkan ketika fungsi hati dalam normal. Gagal jantung kongestif secara signifikan mengurangi aliran darah ke hati. sebagai hasilnya, klirens hati pada obat berkurang serta memperpanjang kerja obat (Galbraith, 1994: 162).

BAB III
 PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah hati berperan penting dalam farmakokinetika obat karena hati merupakan organ metabolisme terbesar pada manusia ditandai dengan banyaknya enzim yang digunakan untuk metabolisme pada organ hati. Kerja organ hati dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah kesehatan.
B. Saran
Saran untuk para pembaca adalah kami mengharapkan kritik yang membangun untuk kualitas makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Galbraith, A., Shane B. dan Elizabeth M., 1994, Fundamentals of Pharmacology, Addison-Wesley Publishing Company: Australia.
Kwon, Younggil, 2002, Handbook of Essential Pharmacokinetics, Phaemacodynamics and Drug Metabolism for Industrial Scients, Kluwer Academic Publishers: New York.
Shargel, L., Susanna W. dan Andrew B. C. Y., 2012, Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan, Airlangga University Press: Surabaya.
Syarif, A. dkk, 2013, Farmakologi dan Terapi Edisi 5, Balai Penerbit FKUI: Jakarta.
Ward, J. P. T., Robert W. C. dan Roger W. A. L., 2015, At a Glance Fisiologi, Penerbit Erlangga: Jakarta.



Komentar