Translate

KIMIA ANALISIS II: Elektrokimia



A. Pengenalan Elektrokimia
Elektrokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara reaksi kimia dengan arus listrik. Umumnya yang dipelajari adalah perubahan kimia yang disebabkan oleh adanya aliran listrik dan produksi energi listrik akibat adanya reaksi kimia. Peralatan elektrokimia terdiri dari empat komponen penting yaitu katoda, anoda, larutan elektrolit, dan sumber daya (power supply). Katoda merupakan elektroda negatif dalam larutan elektrolit dimana pada katoda ini terjadi penempelan ion-ion yang tereduksi dari anoda. Katoda bertindak sebagai logam yang akan dilapisi atau produk yang bersifat menerima ion. Katoda dihubungkan ke kutub negatif dari arus listrik. Katoda harus bersifat konduktor supaya proses elektrolisis dapat berlangsung dan logam pelapis menempel pada katoda.
Anoda merupakan elektroda yang mengalami reaksi oksidasi. Elektroda ini adalah kebalikan dari katoda, dari rangkaian elektrolisis karena bertindak sebagai kutub positif. Anoda berupa logam penghantar listrik, pada sel elektrokimia anoda akan terpolarisasi jika arus listrik mengalir ke dalamnya. Arus listrik mengalir berlawanan dengan arah pergerakan elektron. Peranan anoda pada proses elektrolisis sangat penting dalam menghasilkan kualitas lapisan. Pengaruh kemurnian/kebersihan anoda terhadap elektrolit dan penentuan optimalisasi ukuran serta bentuk anoda perlu diperhatikan. Dengan perhitungan yang cermat dalam menentukan anoda pada proses pelapisan dapat memberikan keuntungan yaitu meningkatkan distribusi endapan, mengurangi kontaminasi larutan, menurunkan biaya bahan kimia yang dipakai, meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi timbulnya masalah-masalah dalam proses elektrolisis.
Elektrolit merupakan suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-ionnya. Ion-ion merupakan atom-atom bermuatan elektrik. Elektrolit dapat berupa senyawa garam, asam, atau amfoter. Elektrolit kuat identik dengan asam, basa, dan garam. Istilah-istilah elektrolit kuat dan elektrolit lemah diambil dari daya hantar listriknya. Elektrolit kuat mempunyai daya hantar listrik kuat karena mengandung jumlah ion yang lebih besar/banyak bila dibandingkan dengan elektrolit lemah. Faktor yang Berpengaruh pada Elektrolisis adalah konsentrasi elektrolit, sirkulasi elektrolit, rapat arus, tegangan, jarak anoda-katoda, rasio dan bentuk anoda-katoda, temperatur, daya tembus (throwing power), aditif, kontaminasi. Larutan elektrolit dapat dibuat dari larutan asam, basa dan garam logam yang dapat membentuk muatan ion-ion negatif. Tiap jenis pelapisan, Larutan elekrolitnya berbeda-beda tergantung pada sifat-sifat elektrolit yang diinginkan. Larutan elektrolit selalu mengandung garam dari logam yang akan dilapisi. Garam-garam tersebut sebaiknya dipilih yang mudah larut, tetapi anionnya tidak mudah tereduksi. Meskipun anion tidak ikut langsung dalam proses terbentuknya lapisan dalam proses terbentuknya lapisan, tetapi jika menempel pada permukaan katoda akan menimbulkan gangguan bagi terbentuknya mikrostruktur lapisan. Kemampuan dari ion logam ditentukan oleh konsentrasi dari garam logammnya, derajat disosiasi dan konsentrasi unsur-unsur lain yang ada dalam larutan.
Power supply atau sumber daya merupakan perangkat atau sistem yang memasok listrik atau sejumlah energi ke output beban atau kelompok beban. Seperangkat alat elektronika seharusnya dicatu atau disuplai arus searah DC (direct current) yang stabil agar bekerja dengan baik. Baterai adalah sumber catut daya yang baik. Namun untuk aplikasi yang membutuhkan catut daya yang lebih besar sumber dari baterai tidak cukup. Sumber catut daya yang besar adalah sumber bolak balik AC (Alternating Current) dari pembangkit tenaga listrik. Untuk itu diperlukan suatu perangkat catut daya yang dapat mengubah arus AC menjadi DC. Power supply mengubah tegangan listrik 220 volt menjadi lebih rendah sesuai dengan yang diinginkan. Tegangan yang keluar dari travo masih dalam keadaan bolak-balik (AC), sehingga untuk merubah dari AC ke DC diperlukan kuprok sebagai penyearah dan kapasitor elektrolit dari tegangan output. Pada Power Supply juga dipasang sebuah instrument voltmeter yang dipasang secara pararel dan sebuah ampermeter yang dipasang secara seri.
Reaksi elektrokimia melibatkan perpindahan elektron-elektron bebas dari suatu logam kepada komponen di dalam larutan. Kesetimbangan reaksi elektrokimia sangat penting dalam sel galvani (sel yang menghasilkan arus listrik) dan sel elektrolisis (sel yang menggunakan/memerlukan arus listrik). Dalam bidang elektrokimia antara sel galvani dan sel elektrolisis terdapat perbedaan yang nyata. Perbedaannya yaitu berhubungan dengan reaksi spontan dan tidak spontan. Sel galvani secara umum terjadi reaksi spontan, sedangkan sel elektrolisis terjadi reaksi tidak spontan. Reaksi spontan artinya reaksi elektrokimia tidak menggunakan energi atau listrik dari luar, sedangkan reaksi tidak spontan yaitu reaksi yang memerlukan energi atau listrik.
Elektrokimia dapat diaplikasikan dalam berbagai keperluan manusia, seperti keperluan seharihari dalam skala rumah tangga dan industri-industri besar seperti industri yang memproduksi bahan-bahan kimia baik organik maupun anorganik, farmasi, polimer, otomotif, perhiasan, pertambangan, pengolahan limbah dan bidang analisis. Pengunaan elektrokimia diantaranya adalah:

1            1.       Sel Elektrolisis
Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif) dan anoda (elektroda yang dihubungkan dengan kutub positif). Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, yaitu anion (ion negatif) ditarik oleh anoda dan jumlah elektronnya berkurang sehingga bilangan oksidasinya bertambah.

a.  Ion OH- dioksidasi menjadi H2O dan O2. Reaksinya:
b.  Ion sisa asam yang mengandung oksigen (misalnya NO3-, SO42-) tidak dioksidasi, yang dioksidasi air. Reaksinya:
c.  Ion sisa asam yang lain dioksidasi menjadi molekul. Contoh:

Pada katoda terjadi reaksi reduksi, yaitu kation (ion positif) ditarik oleh katoda dan menerima tambahan elektron, sehingga bilangan oksidasinya berkurang.

a.  Ion H+ direduksi menjadi H2. Reaksinya:
b.  Ion logam alkali (IA) dan alkali tanah (IIA) tidak direduksi, yang direduksi air.
c.  Ion logam lain (misalnya Al3+, Ni2+, Ag+ dan lainnya) direduksi.

Contoh penggunaan sel elektrolisis yaitu: Elketrodeposisi; Elektroanalisis; Elektrosintesis dan; Elektrodegradasi.
a.     Elektrodeposisi
Elektrodeposisi merupakan teknik elektrolisis dengan cara pengendapan logam dipermukaan elektroda. Teknik ini biasa digunakan untuk pembuatan bahan nanoteknologi, electroplating, pencegah korosi, perhiasan dan assesoris mobil.
b.    Elektroanalisis
Merupakan aplikasi elektrolisis untuk analisis, seperti polarografi, voltametri, potensiometri, Linnier Sweep Voltammetry (LSV), Cyclic Voltammetry (CV), Differential Pulse Voltammetry (DPV), Normal Pulse Voltammetry (NPV), Differential Normal Pulse Voltammetry (DNPV), Square Wave Voltammetry (SWV), Anodic Stripping Voltammetry (ASV), Catodic Stripping Voltammetry (CSV) dan Voltammetry stripping adsorptive (AdSV).
c.     Elektrosintesis
Merupakan sintesis senyawa organik dan anorganik dengan cara elektrolisis. Teknik ini dapat mengatasi beberapa kelemahan sintesis dengan cara biasa. Beberapa senyawa organik dapat disintesis dengan cara elektrosintesis antara lain asam asetat, adiponitril dan tetra alkil plumbun sedangkan sintesis senyawa anorganik antara lain Ti, Al, Na, MnO2 dan Cl2.
d.    Elektrodegradasi
Elektrodegradasi merupakan cara penguraian limbah organik dan anorganik dengan cara elektrolisis. Penguraian limbah dengan metode ini lebih efisien dan hemat energi. Hasil akhir dari penguraian limbah organik adalah air dan gas CO2, sedangkan limbah anorganik seperti logamlogam akan terendapkan di katoda. Logam yang sudah terendapkan di katoda dapat dipisahkan dengan melarutkan logam tersebut kedalam asam kuat, kemudian dipisahkan menjadi logam murni melalui pengendapan.

2             2.       Sel Galvani
Pada elektrolisis, energi listrik diubah menjadi energi kimia. Pada sel galvani terjadi sebaliknya, yaitu energi kimia diubah menjadi energi listrik. Sel Galvani disebut juga sel kimia. Sel Galvani dipakai sebagai sumber listrik untuk penerangan, pemanasan, menjalankan motor, dan sebagainya. Sel Galvani atau sel kimia dapat dibedakan menjadi sel kimia dengan transference dan sel kimia tanpa transference.

a. Sel kimia dengan transference
Sel kimia dengan transference contohnya sel Daniell. Sel Daniell terdiri atas batang Zn dalam larutan ZnSO4, dan batang Cu dalam larutan CuSO4 pekat. Di antara kedua larutan yang terpisah tersebut terdapat penghubung atau transference yang berupa liquid junction atau jembatan garam (salt bridge). Jika elektroda Zn dan Cu dihubungkan, maka terjadi arus listrik akibat reaksi oksidasi Zn dan reduksi ion Cu2+ dalam larutan.

b. Sel kimia tanpa transference
Sel kimia tanpa transference contohnya sel accu, sel Leclanche, dan sel bahan bakar.
1). Sel Accu. Pada sel accu, sebagai kutub negatif adalah logam Pb, kutub positif adalah logam Pb dilapis PbO2 dan elektrolitnya adalah larutan H2SO4. Setiap pasang sel menghasilkan voltage (E) sebesar ±2 volt.
2). Sel Leclanche (sel kering). Sel Leclance contohnya batu baterai. Pada batu baterai biasa, sebagai kutub negatif adalah logam Zn, kutub positif adalah batang grafit (C) dibungkus MnO2 dan elektrolitnya adalah pasta NH4Cl dan ZnCl2. Potensial listrik (Voltage) yang dihasilkan ±1,5 volt.

B. Hukum Faraday
Akibat aliran arus listrik searah ke dalam larutan elektrolit akan terjadi perubahan kimia dalam larutan tersebut. Hubungan antara muatan dengan produk yang terbentuk diberikan dalam Hukum Faraday. Perubahan potensial dapat menyebabkan aliran listrik pada sirkuit luar karena elektron menyeberangi antarfasa elektron/larutan ketika reaksi terjadi. Menurut Michael Faraday (1834) lewatnya arus 1 F mengakibatkan oksidasi 1 massa ekivalen suatu zat pada suatu elektroda (anoda) dan reduksi 1 massa ekivalen suatu zat pada elektroda yang lain (katoda). Hukum Faraday I: Massa zat yang timbul pada elektroda karena elektrolisis berbanding lurus dengan jumlah listrik yang mengalir melalui larutan.


w ~ Q
w ~ I.t
w = e.I.t
    = gek x I x t/ F
    = Ar x I x t/ n x F

Ket:
w = massa zat yang diendapkan (g)
Q = jumlah arus listrik = muatan listrik (C)
e = tetapan = (gek : F)
I = kuat arus listrik (A)
t = waktu (dt)
gek = massa ekivalen zat (gek)
Ar = massa atom relatif
n = valensi ion
F = bilangan faraday = 96.500 C

Massa ekivalen = massa zat yang sebanding dengan 1 mol elektron = 6,02 x 1023 e-
1 gek ~ 1 mol e-
Hukum Faraday II: Massa dari bermacam-macam zat yang timbul pada elektrolisis dengan jumlah listrik sama, berbanding lurus dengan massa ekivalennya.

Komentar